Forchlorfenuron (CPPU) 2% Bubuk Larut Air
Ikhtisar Produk
Forchlorfenuron (CPPU) 2% Bubuk Larut Air kami adalah pengatur pertumbuhan tanaman premium dan mudah digunakan yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan praktis petani, distributor agrokimia, dan operasi hortikultura di seluruh dunia. Sebagai sitokinin sintetik, CPPU terkenal dapat meningkatkan rangkaian buah, mendorong pembesaran buah yang seragam, dan meningkatkan kualitas tanaman—sifat-sifat yang mendorong hasil lebih tinggi dan nilai pasar untuk tanaman utama seperti buah-buahan tropis, kelapa sawit, dan sayuran. Format bubuk larut air (SP) Forchlorfenuron (CPPU) 2% kami mengatasi keterbatasan inti bahan teknis CPPU mentah, memberikan kenyamanan, konsistensi, dan keamanan yang tak tertandingi untuk aplikasi di lapangan.
1. Atribut Produk Utama
Bahan Aktif: Forchlorfenuron (CPPU) dengan kemurnian 2% (b/b), dengan pembawa inert berkualitas tinggi (misalnya, polimer yang larut dalam air, bahan anti-caking) yang membentuk 98% sisanya.
Bentuk Fisik: Serbuk putih hingga putih pucat yang mengalir bebas, tidak higroskopis (tidak menggumpal bahkan di lingkungan dengan kelembapan tinggi seperti iklim tropis Malaysia).
Kelarutan: Larut seketika dalam air (≥100 g/L pada 25℃), membentuk larutan bening dan homogen tanpa sedimen—kompatibel dengan semua metode aplikasi pertanian standar (semprotan daun, penyiraman akar, pencelupan buah, irigasi tetes).
Stabilitas: Umur simpan 24 bulan dalam kondisi penyimpanan tertutup, sejuk (15–30℃) dan kering; mempertahankan bioaktivitas penuh bahkan setelah kemasan dibuka berulang kali (berkat aditif anti-oksidan).
Kepatuhan Keamanan: Memenuhi standar peraturan global (EU REACH, US EPA, APVMA Australia) dengan toksisitas akut yang rendah (LD₅₀ oral >2000 mg/kg pada tikus); tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata jika ditangani sesuai petunjuk.
2. Keunggulan Inti Dibandingkan Materi Teknis CPPU (Kelas Teknis)
Format bubuk kami yang larut dalam air 2% memecahkan permasalahan kritis dalam penggunaan bahan teknis CPPU mentah, menawarkan enam manfaat utama bagi pengguna akhir:
2.1 Tidak Membutuhkan Pelarut Organik—Kelarutan Dalam Air Secara Instan
Bahan teknis CPPU mentah memiliki kelarutan dalam air yang sangat buruk (<0,1 g/L pada 25℃), sehingga membutuhkan pelarut organik yang mahal dan mudah terbakar (misalnya etanol, aseton) untuk larut—menambah biaya, kompleksitas, dan risiko keselamatan (misalnya, bahaya kebakaran selama pencampuran). WSP 2% kami larut langsung dalam air keran dalam waktu 1–2 menit, tanpa pengadukan atau penambahan pelarut. Hal ini menyederhanakan persiapan di lapangan, menghilangkan pembatasan transportasi terkait pelarut, dan membuat produk dapat diakses oleh petani kecil tanpa peralatan pencampur khusus.
2.2 Dosis Tepat—Tidak Ada Risiko Konsentrasi Berlebihan atau Fitotoksisitas
Bahan teknis CPPU mentah sangat terkonsentrasi (kemurnian ≥95%), membuat pemberian dosis yang akurat menjadi sangat menantang. Bahkan kesalahan pengukuran yang kecil (misalnya, kelebihan 0,1 g) dapat menyebabkan konsentrasi tinggi secara lokal, menyebabkan daun menguning, perubahan bentuk buah, atau berkurangnya kadar gula. WSP 2% kami telah diencerkan terlebih dahulu dengan bahan pembawa inert, sehingga memungkinkan petani mengukur dosis menggunakan alat sederhana (misalnya sendok teh, timbangan kecil). Misalnya, untuk mendapatkan larutan semprotan 5 ppm (ideal untuk rangkaian bunga mangga), pengguna hanya perlu mencampurkan 2,5 g WSP kami ke dalam 10 L air—menghilangkan risiko dugaan dan fitotoksisitas.
2.3 Penerapan yang Seragam—Hasil yang Konsisten di Seluruh Tanaman
Bahan teknis CPPU mentah sering kali larut secara tidak merata dalam air, sehingga menimbulkan “titik panas” dengan konsentrasi tinggi pada daun atau buah. SP 2% kami mengandung zat pendispersi yang memastikan bahan aktif menyebar secara merata dalam larutan, memberikan tingkat CPPU yang konsisten ke setiap bagian tanaman. Keseragaman ini sangat penting untuk tanaman seperti durian atau nanas, karena perkembangan buah yang tidak merata secara langsung mengurangi hasil panen yang dapat dipasarkan. Uji coba lapangan menunjukkan WSP kami mengurangi variasi ukuran durian sebesar 18–22% dibandingkan dengan aplikasi CPPU mentah.
2.4 Kompatibilitas dengan Semua Bahan Kimia Pertanian—Fleksibilitas Pencampuran Tangki
Bahan teknis CPPU mentah bersifat asam (pH 3,5–4,5), sehingga tidak cocok dengan pestisida alkali, pupuk, atau unsur hara mikro (misalnya campuran Bordeaux, kalsium nitrat)—pencampuran dapat menyebabkan degradasi atau sedimentasi CPPU. SP 2% kami disangga hingga pH netral (6,5–7,0), memungkinkan pencampuran tangki yang aman dengan sebagian besar bahan kimia pertanian umum. Petani dapat menggabungkannya dengan fungisida (untuk mencegah antraknosa mangga) atau pupuk cair (untuk meningkatkan serapan unsur hara) dalam satu aplikasi, sehingga mengurangi biaya tenaga kerja dan mengurangi paparan tanaman terhadap berbagai semprotan.
2.5 Penanganan & Penyimpanan yang Mudah—Tidak Ada Penggumpalan atau Limbah
Bahan teknis CPPU mentah rentan menggumpal jika terkena kelembapan (umumnya terjadi di daerah tropis atau lembab), sehingga sulit diukur dan menyebabkan limbah produk. WSP 2% kami mengandung bahan anti-caking yang menjaga bubuk tetap mengalir bebas, bahkan dalam kelembapan relatif 80%. Produk ini dikemas dalam kantong aluminium foil yang tahan lembab dan dapat ditutup kembali (ukuran: 100 g, 500 g, 1 kg), memastikan kesegaran jangka panjang dan meminimalkan limbah—penting bagi petani skala kecil yang menggunakan sebagian kantong selama beberapa musim tanam.
2.6 Mengurangi Biaya Transportasi—Kepadatan Curah Tinggi
Bahan teknis CPPU mentah memerlukan kemasan tambahan (misalnya drum baja kedap udara) untuk mencegah penyerapan air, sehingga meningkatkan volume dan biaya pengiriman. WSP 2% kami memiliki kepadatan curah yang tinggi (0,6 g/cm³) dan dikemas dalam kantong yang ringkas dan ringan—mengurangi biaya transportasi sebesar 30–40% dibandingkan dengan CPPU mentah dengan dosis yang setara. Hal ini membuat produk lebih terjangkau bagi distributor dan pengguna akhir di wilayah terpencil (misalnya Sabah/Sarawak di Malaysia atau Sumatra di Indonesia).